Lintasan belasan mimpi,
dan harap yang tak teraih
Seorang gadis tidur pulas,lepas lelah setelah hari dengan komputer, buku-buku, dan lembaran rupiah
terbuai dan terlena oleh mimpi, tentang harapnya;
melihat, mendengar, dan mengobrol bersama
seorang bernama Matahari
Tiga-empat ratus meter di barat,
seorang gadis lain juga pulas tertidur,
untuk bayar peluh di siang
setelah bertemu banyak orang dan berkali-kali memberikan juluran tangan,
juga dibuai mimpi manis,tentang harap indah yang sedang ia rajut;
menghari berdua dengan seorang bernama Matahari
Lalu pagi datang, dan kedua gadis itu membuka mata,
terbangun karena sebab yang sama;
panggilan subuh dari sebuah masjid yang sama
Pagi beranjak dan kota pun bangun,
ayam-ayam berkejaran di pasar,
para bocah melangkah riang ke sekolah,
para ibu menawar harga sayur,
dan kedua gadis itu duduk bersama
di sebuah koridor di institut kota
Keduanya tertawa bersama,
mengobrol tentang kecantikan rambut,
bertukar cerita tentang ambisi dan cita,
tanpa samasekali sadarmereka lewati malam dengan mimpi
tentang Matahari yang sama