Halo, Teman.
Sudah berlalu bertahun-tahun ya, kita berkompetisi, saling bersaing, terus membandingkan. Dan, akan segera datang tahun-tahun yang lebih panas lagi untuk persaingan kita. Ahaha. Kau lelah atau menikmatinya? Aku sendiri, aku menikmatinya. Sangat.
Aku memang tidak pernah punya pesaing lain selain kau; aku tidak terlalu suka berkompetisi. Aku lebih cenderung membiarkan diriku mengalir sebagaimana adanya, tidak perlu mengungguli siapapun, kecuali yah, kau. Itu salah satu alasan kenapa kubilang aku menikmatinya. Tentu saja, tanpamu, aku tidak akan memiliki jiwa kompetitif secuil pun. Itu berarti aku akan jadi orang yang sangat-sangat payah. Aku harus berterima kasih padamu.
Persaingan kita… kadang aku yang memenanginya, kadang kau. Aku malu dan sangat menyesal bila kau berhasil mengungguliku. Aku memang menyesalinya tidak pernah lebih dari satu jam, tapi aku akan memikirkannya berhari-hari. Apakah kau juga begitu ketika aku yang menang? Tentu saja tidak. Bagaimana mungkin?

Kita berada dalam kompetisi yang sama, bersaing bersama, tapi kita berada di dimensi waktu yang berbeda. Kau tidak pernah punya eksistensi dalam hari ini, sama seperti aku sendiri tidak pernah punya eksistensi dalam kemarin. Kau adalah yang lalu, dan aku adalah kekinian. Hari ini, aku adalah aku yang sedang mengetik tulisan, dan kau adalah seseorang dari dimensi waktu yang pernah kulalui; seorang gadis yang asyik menulis baris-baris jawaban esainya di sebuah ruang ujian di Jumat siang yang cerah.
Ya, kau adalah lampauku. Hari ini, kau adalah aku yang kemarin. Esok, kau adalah aku hari ini. Lusa–kalau usiaku sampai–kau adalah aku hari esok. Dimensi waktu yang kulalui akan dilalui olehmu, pesaingku. Tapi aku tidak ingin menyebutmu sejarah. Kau bukan sesuatu untuk dikenang atau dikaji ulang. Kau adalah sesuatu yang perlu dikalahkan; kau adalah diriku yang sudah membasi.
Kau adalah pesaingku, sejak bertahun-tahun lalu, dan bertahun-tahun yang akan datang.
Masih berusaha mengungguli apapun yang pernah kulakukan sebelumnya
Awas… Waktu itu bisa membunuhmu