Surat buat Prita 2030

Hai Pritaaa♥ kamu 34 tahun ya sekarang. Kurasa aku tidak perlu memanggilmu dengan sebutan Bu seperti aku memanggil wanita 34 lainnya. Kau kan diriku sendiri, tidak masalah kalau aku membuang basa-basi seperti itu kan, Prita Permatadinata?

Ya, jadi, apa kabarmu sekarang? Semoga kabarmu lebih baik daripada aku ya. Aku menulis ini saat usiamu (atau usiaku; usia kita) masih 16, menjelang 17. Saat kau masih punya mimpi besar soal akademik dan karir. Tentang sekolah di PTN dan PTK unggulan dan deretan profesi yang ingin kautekuni. Darah muda, begitu kan? Semoga kau sekarang jauh lebih energik dan bersemangat daripada aku ya. Aku ingat nasihat bagus dari salah seorang tokoh muda lokal, perempuan, juara olimpiade internasional, aku lupa siapa namanya. Dia bilang, yang membedakan tua atau mudanya seseorang itu bukan usia, melainkan semangat. Jangan cepat tua ya, Prita Permatadinata.

Usiamu sekarang sudah sudah dua kali lipat usiaku sekarang. Tiga puluh empat, pernah kubaca di satu artikel itu adalah puncak kematangan seorang wanita. Apakah kau sudah menikah? Kalau ya, semoga kau bukan ibu rumah tangga sepenuhnya. Aku selalu berharap sejak usia kita 7 tahun, diriku bukan ibu rumah tangga penuh-waktu, setidaknya hingga usiamu setengah baya. Ingat kata-kata Tante Dewi Asmara, bos Ibu; “Gue gak kerja juga gak masalah. Tapi gue kan punya ilmu yang bisa manfaat buat orang lain. Sayang kalo gue nganggur doang, mubazir.” Itu pemikiran yang bagus, jarang istri yang mau bersusah-payah mengeluarkan keringat kalau suaminya sudah sekaya suami beliau kan?

Dan kalau kau belum menikah, selamat! Nikmati waktu-waktu bebasmu dan menabunglah yang banyak. Orang yang sudah berkeluarga lebih sulit untuk menabung kan? Kau pasti tau itu, karena kurasa kau sekarang sudah jadi konsultan keuangan atau pengamat ekonomi mikro (ini kuaminkan). Jangan lupa, selalu jaga diri dan martabatmu dengan baik ya. Dan jangan mentang-mentang kau belum menikah, kelakuanmu masih seperti remaja. Kau sekarang wanita dewasa.

Hm, apakah kau merasa jengah dinasehati olehku yang masih berusia belasan? Ya ampun, itu hanya nasehat singkat, dan lagipula, setiap orang bisa dinasehati oleh siapapun kan, tidak terbatas status sosial dan lainnya. Aku juga dirimu dari periode yang lampau, jadi tidak tabu kan kalau kau dinasehati oleh dirimu sendiri? Bagaimanapun kamu sekarang, kamu kan akumulasi dari diriku ini—kayak kata Pak Chairil Tanjung. Kutekankan sekali lagi, bagaimanapun kamu, aku adalah sebabmu.

Apa lagi yang ingin kubicarakan ya? Oh iya, aku ingin tau, apakah kamu sekarang menikmati hidupmu? Kalau ya, berarti kita sama. Aku sekarang juga menikmati hidup. Sangat. Banyak hal menyenangkan yang sedang kuurus sekarang. Kalau kau lupa apa-apa saja yang kumaksud, bukalah harianmu tahun 2013/1434, dan baca betapa aku menikmati agenda kegiatanku. Kuharap kau masih menyimpan buku harian itu. Buku harian adalah horcrux kita kan. Di dalamnya terdapat rekaman abadi kronologi, opini, dan perasaan kita pada masa lampau itu. Bagaimanapun, buku harian adalah prasasti tentang proses perjalanan kita. Kembali ke pokok paragraf, kuharap kau menikmati hidup. Sayang sekali kalau kau melewatinya dengan keluh kesah dan muram, alih-alih bahagia dan penuh syukur. Hidup cuma sekali kan, kecuali kalau kau percaya teori reinkarnasi. Lagipula, kalau kau percaya reinkarnasi, kau juga tidak boleh hidup muram. Memangnya kau mau mati dan hidup berulang kali, ribuan tahun tidak kesampaian moksa?

Ah, kurasa cukup segini, Prita Permatadinata. Aku tidak mau kau membuang-buang waktu terlalu lama untuk membaca ini, lebih baik kauhabiskan saja waktumu untuk kampanye sebagai calon legislatif untuk pemilihan umum tahun ini. Dadah.

Prita Permatadinata,
16 tahun.

 

Post ini ngikutin suratnya  Kak Rika.

Baca surat-surat lain

Kasih tanggapan dong!

8 pemikiran pada “Surat buat Prita 2030”

  1. waaa baru baca, nice post prita 😉 lucu banget, kata-katanya keluar naturally, polos, terlihat seneng nulisnya 🙂 semoga kecapai semua keinginannya ya. jadi anggota dewan ya? Semoga bisa jadi sebaik-baiknya anggota dewan 🙂

  2. Kampanye legislatif? Mau menjadi anggota Dewan yang terhormat? Ah ah… semoga ini adalah pilihan Prita 34 tahun ketika tidak ada pilihan lain yang bisa diambil 🙂 hihihi

    • Hahaha jadi anggota Dewan kan keren, mewakili rakyat dan bikin undang-undang untuk kepentingan nasional. Beberapa minggu terakhir ini tertulis ‘anggota DPR’ di daftar cita-cita saya, hehehe

  3. Nambah dong Prita yang 34 tahun, kebahagiaan kita sendiri yang tentukan kok. So whatever your state is, just be happy. 🙂

%d blogger menyukai ini: