Senyum

DeviantArt: dottydotcom

Ia tersenyum pada lelaki tak dikenal yang murung itu.

Senyum itu tampaknya membuat perasaannya lebih baik

Lelaki itu teringat kebaikan seorang temannya dulu

dan menyuratinya untuk berterima kasih

Temannya sangat senang menerima surat itu

sehingga ia meninggalkan tip besar saat makan siang.

Si pelayan, terkejut melihat jumlah tip itu,

mempertaruhkan semuanya mengikuti firasatnya.

Besoknya ia mengambil uang yang dimenangkannya,

dan memberikan sebagian pada lelaki di jalan.

Lelaki di jalan itu merasaΒ  bersyukur;

karena sudah dua hari ia tak makan.

Setelah ia selesai makan,

ia pulang ke kamarnya yang sempit dan kumuh.

(Ia tak tahu pada waktu itu

bahwa ia mungkin akan menemui ajal.)

Dalam perjalanan ia memungut anak anjing yang kedinginan

dan membawanya ke rumahnya supaya hangat.

Anak anjing itu sangat bersyukur

tak lagi di luar didera badai.

Malamnya rumah itu terbakar.

Anak anjing itu menggonggong memberi peringatan

ia menggonggong hingga seluruh isi rumah terbangun

dan menyelamatkan semua orang dari bahaya.

Salah satu anak yang diselamatkannya

tumbuh dewasa menjadi Presiden.

Semua ini karena sebuah senyum

yang tak membutuhkan uang satu sen pun.

Barbara Hauck, usia 13.

Mengutip dari:

Chicken Soup for the Teenage Soul

oleh Jack Canfield dkk., 1997.

Kasih tanggapan dong!

3 pemikiran pada “Senyum”

%d blogger menyukai ini: