Desain Rumah 3D: Saung Minang

Desain Rumah 3D: Saung Minang

 

Saung Minang - Arsitektur dan Tata Eksterior
Saung Minang – Arsitektur dan Tata Eksterior

https://i0.wp.com/www.jinloh-professional-music.com/images/pinkdivider.png?w=615

Saung Minang
Kolaborasi kesegaran alam dan kehangatan hunian keluarga

Rumah ini dinamakan Saung Minang agar merefleksikan kesan pertama dari rumah ini: kelapangan dan kesejukan, sekaligus gazebo di halaman belakang merefleksikan ‘Saung’; sedangkan atap rumah yang khas, atap bagonjong ala rumah gadang, merefleksikan ‘Minang’. Rumah yang didesain asri ini dibangun di lahan seluas 544 meter persegi.

Memiliki 2 lantai, 4 kamar tidur, 2 kamar mandi, pekarangan yang dua kali lebih luas dari bangunan, taman bermain anak, lapangan basket, gazebo, kebun, dan berbagai fasilitas lain.

https://i0.wp.com/www.jinloh-professional-music.com/images/pinkdivider.png?w=615

Catatan untuk video: belum sepenuhnya rampung; banyak bagian yang belum dirender.

 

Saya mau curhat proses stres lelah jenuh mabok kreatifnya ah.

Ini tugas semester lalu; semester V, tugas individual.

Sebelumnya, banyak terima kasih untuk Allah, lab multimedia, Pak ND, teman-teman sekelas–terutama yang PC-nya di lab saya pinjam untuk render–Houzz, HomeDesign, Tumblr, majalah-majalah desain online, dan banyak banget yang membantu saya tetap waras selama menuntaskan tugas ini.

Tidak terlalu lama saya mencari ide, menyelesaikan konsep, menuangkannya ke 3Ds Max, memberi tiap objeknya warna dan material, tapi butuh sangat lama untuk rendering (rendering adalah proses mematangkan kerja; di konteks ini membuat desain format 3Ds Max menjadi gambar jpg yang lebih mudah diakses). Dari Lebaran Angpau (Idul Fitri) sampai Lebaran Haji (Idul Adha). Beberapa alasan kenapaย rendering rumah iniย  begitu lama:

  • Saya menggunakan banyak segment di objek-objek yang saya buat. Saya waktu itu tidak tau jumlah segment berbanding lurus dengan waktu rendering. Juga berbanding lurus dengan ukurang file.
  • Waktu rendering terbatas. Karena saya memanfaatkan fasilitas sekolah–lab multimedia–maka saya tidak bisa sepanjang hari rendering. Meski saya dan teman-teman sering meninggalkan komputer dalam keadaan rendering pada sore hari, meminta agar listrik lab tidak dimatikan untuk melihat hasilnya keesokan paginya, dan melakukan itu berminggu-minggu, hingga hari ini belum selesai semua. Terlebih, saya menginginkan resolusi tinggi dan video yang halus sehingga waktu yang dibutuhkan semakin lama.

Untuk file rumah ini, satu gambar/frame bisa memakan waktu sekitar 2-4 menit untuk render (kecuali bagian eksterior rumah, itu butuh 10 menit per gambar/frame), sedangkan untuk menyusun video butuh 25 gambar per detik. Video yang saya upload masih jauh dari rampung; masih banyak bagian yang belum dirender dan merapikan ulang–kendala teknis dan waktu. Semoga kapan-kapan saya bisa punya PC sebagus PC di lab multimedia buat rendering *curhat.

Ngomong-ngomong, saya ingin sekali tinggal di Saung Minang ๐Ÿ˜‰ dan saya rasa favorit saya gazeboโ™ฅ. Kalau Anda, bagian Saung Minang yang mana favorit Anda?

Kasih tanggapan dong!

9 pemikiran pada “Desain Rumah 3D: Saung Minang”

  1. Halo prita, salam kenal.
    Tadinya iseng googling tentang “saung” dan liat ada yang judulnya “saung minang”, jadi penasaran… karna minang gapunya saung sebenarnya. wkwkwkwk.
    Ya tapi juga namanya kolaborasi ya. Gapapa sih, heuheu…

    Komentar dikit boleh ya? ๐Ÿ˜€
    Ini bikinnya pake apa? Sketch up atau 3ds max? Kalo 3dsmax, sayang banget karna pencahayaannya masih kurang pol. Hehehhe

    Dan sebenarnya, konsep mendesain itu jangan diselesaikan dalam waktu singkat, karna bakal menghasilkan karya yang kurang kuat karakternya. Contohnya, desain saung minang ini cuma terlihat “minang” karna ada atap gonjong rumah gadangnya lho ini. Seandainya atapnya diganti atap biasa, mungkin orang nggak akan tau kalo ini namanya saung minang ๐Ÿ™‚

    Coba diolah lagi konsepnya, pelajari teori2 dasar dr si objeknya (kalo di proyek ini sih berarti harus dipelajari lagi tentang minangkabaunya, khususnya rumah gadang asli dan budayanya, baru nanti di modernisasi dari sana), perkuat karakter dan desainnya juga. Pemilihan furnitur, material lantai dan dinding, peletakan dan penyusunan ruang, dll dll dll itu harus dikonsep dengan cermat dan detail supaya menghasilkan karya yang “kuat”…
    Hehehhe… semangat terus dalam berkarya ya! ๐Ÿ™‚

    • Halo, salam kenal juga Kak Cory ^^

      Waah makasih banyak nih Kak, udah nyempetin buat ngetik saran banyak-banyak… Iya juga sih, pas saya bikin desainnya, substansi dari Saung Minangnya kurang saya dalami. Lantai dan furnitur-furnitur lainnya juga saya pilih asal, asal bagus, asal bisa ngejar deadline, hehe. Tapi malah jadi makna dan nilai estetisnya kurang ๐Ÿ™

      Makasih Kak, makasih banget looh udah dikritik! Apalagi dikritik langsung sama desainer interior beneran ๐Ÿ˜€

%d blogger menyukai ini: