Buku Lelaki Tua dan Laut: Kesendirian Tidak Bisa Membuatmu Bosan

Buku Lelaki Tua dan Laut: Kesendirian Tidak Bisa Membuatmu Bosan

https://alrifqi.files.wordpress.com/2012/03/lelaki-tua-dan-laut.jpg?resize=213%2C343

Tua dan sendiri tidak selalu berkonotasi dengan sepi. Sebab, keduanya netral, dan stigmalah yang membuat tua dan sendiri seakan-akan adalah karib sepi. Dan di buku ini, Hemingway menuliskan dengan menawan bagaimana seorang lelaki tua tanpa keluarga, melaut sendirian berhari-hari, tanpa merasa kesepian. Ini buku yang ringan, dengan judul asli The Old Man and The Sea, ditulis Ernest Hemingway pada 1951, yang versi Indonesianya diterbitkan oleh penerbit Serambi pada 2009 dengan judul buku Lelaki Tua dan Laut, tebalnya hanya 200 halaman dan tidak terbagi menjadi bab-bab. Merupakan satu cerita utuh, seperti esai yang sangat panjang. Seperti judulnya, fokus di buku ini ada pada tokoh seorang nelayan tua bernama Santiago dan interaksinya dengan laut.

Setelah puluhan hari tidak mendapat ikan dari pelayarannya, ia berlayar lebih jauh lagi, berharap segera mendapat ikan. Dalam pelayarannya, ia kerap mengajak bicara dirinya sendiri atau dengan ikan yang diburunya. Berhari-hari ia terapung di lautan, sendirian di laut, menunggu umpannya dimakan sang ikan. Ia tidak mengeluh, meski ia terkadang mengharapkan kehadiran Manolin, seorang pemuda yang kerap menemani kesebatang-karaan dirinya. Menarik, membaca percakapan sendiri Santiago, yang tidak mengekspresikan kesepian dan kerentaan.

Kenapa seorang lelaki tua bangun tidur begitu pagi? Apakah agar dapat memiliki satu hari yang lebih panjang?

Hari-harinya, sebagai seorang lelaki tua melarat tanpa istri, ‘diramaikan’ oleh kehadiran Manolin yang bercakap-cakap dan bermalam di rumahnya. Namun, orang tua Manolin, seperti kebanyakan orang lain, menyangsikan Santiago. Mereka melarang Manolin untuk melaut bersama Santiago seperti yang sebelumnya dilakukan Manolin.

Jika ada badai topan kau selalu melihat tandanya di langit saat tengah hari, jika kau berada di laut. Mereka tak melihatnya di daratan karena mereka tidak tahu untuk apa melihatnya.

Dalam pelayaran panjangnya yang sendirian, yang dipenuhi dengan percakapan Santiago dengan diri sendiri, ia mati-matian mempertahankan satu ikan marlin besar yang diincarnya. Ia hampir tidak tidur, keram, dan krisis makanan. Nyaris mati, akhirnya marlin incarannya itu berhasil ia tangkap. Nahas, pada perjalanan pulang ke darat, sayatan pada marlin itu mengundang hiu-hiu memangsa satu-satunya tangkapan Santiago. Hingga hiu-hiu itu tidak menyisakan apapun kecuali rangka marlin.

Ribuan kali dia membuktikan itu tak berarti apa-apa. Sekarang dia sedang membuktikan itu lagi. Setiap waktu adalah waktu yang baru dan dia tak pernah memikirkan masa lalu ketika dia sedang melakukan sesuatu.

Ernest Hemingway meramu cerita yang menarik, banget. Saya suka sekali dengan deskripsi proses bagaiamana pelayaran Santiago, dan kejadian miris ketika tangkapan membanggakannya dimangsa hiu. Cerita ini benar-benar menekankan nilai keyakinan dan orientasi proses, yang dikemas dalam plot perjuangan seorang nelayan tua. Meski saya yang emang sulit nyambung baca cerita klasik merasa agak nggak nyaman membacanya. Tapi, makna-makna implisit di Lelaki Tua dan Laut ini menyentuh dan memantik konsep substansi. Senang sekali dengan cerita ini. Buku-buku Ernest Hemingway lainnya ada di daftar tunggu bacaan–dan resensi!

Kasih tanggapan dong!

14 pemikiran pada “Buku Lelaki Tua dan Laut: Kesendirian Tidak Bisa Membuatmu Bosan”

  1. Wah buku baru nih. Suatu hari saya juga ingin membacanya. Ntar ah pergi ke toko buku klo buku bacaan di rumah sudah habis dibaca semua.

  2. Halooo, salam kenal ya mbak? kayaknya baru pertama mampir ini aku 😀 theme kita sama :p

    Tapi, bacaan kita agak beda, kamu bacaannya sastra, aku mah bacaanku apaan, komik shincan :p wwk

%d blogger menyukai ini: