Sudah bertahun-tahun lewat sejak percakapan terakhir kami: aku dan Mamah-nya.
Ada hari-hari dimana aku lebih sering berbincang dengan beliau dibanding berbincang dengan ia. Obrolan antar perempuan memang lebih menyenangkan, setujukah kamu?
Dan hari ini, rindunya sudah menggelegak hebat. Aku masih ingat jelas cara beliau menyebutku ‘Ta’ alih-alih ‘Prit’ seperti kebanyakan orang lain. Aku masih ingat lekuk bibir dan suara lembut beliau. Ingat pula hal-hal serius maupun remeh yang ia tanyakan, obrolan kami, dan senyum hangat beliau. Ingat dan mustahil lupa juga soal ulang tahunnya yang jatuh pada pekan-pekan menjelang habis semester, ulang tahun yang kulewatkan tanpa kirim ucapan.
Tuhan, sempatkan bagi kami obrolan-obrolan yang tak kunjung habis ya?
Satu pemikiran pada “Sudah bertahun-tahun lewat”