Maret 23: Perencanaan Keuangan

Ada hari-hari yang tidak hanya penuh peluh, tapi juga keharusan untuk menghemat. Hemat setengah gila.

Hari-hari dimana selepas kelas aku kerap menghadiri seminar-seminar topik apapun yang digelar di lingkungan kampus. Bukan karena aku haus ilmu, tapi mencari setidak-tidaknya kudapan gratis. Tidak perlu keluar lima atau sepuluh ribu untuk mengganjal lapar. Nominal lima-sepuluh ribu itu kalau dihemat, bisa menolong tabungan yang susut drastis di awal semester—bayaran kuliah.

Hari-hari dimana aku mengesampingkan tugas dan urusan kuliah untuk pekerjaan-pekerjaan lepasan. Ada saat-saat ketika aku tanya ke diri sendiri, ini yang jadi ‘sampingan’, pekerjaan atau kuliah?

Hari-hari dimana aku menekan diri untuk benar-benar cermat soal pengeluaran. Masih ada semester-semester di depan mata yang butuh dilunasi, biaya operasional harian, dan pemasukan yang masih terjun-melejit. Iya. Ada masa dimana dalam satu pekan, aku bisa dapat sejumlah UMR satu bulan. Ada pula masa dimana dua bulan pemasukan hanya dua-tiga ratus ribu. Ketidakstabilan pendapatan yang kini sungguh kusyukuri, karena benar-benar mematangkan perencanaan keuangan, setidaknya untukku.

Kadang aku menoleh ke belakang, berterima kasih pada Prita yang lalu yang bisa bertahan dan punya aneka strategi mengelola duit, hal itu sungguh memudahkan aku hari ini bikin perencanaan keuangan.


Maret selalu jadi bulan dimana Semesta meluapkan aneka warna di hari-hari. Tahun ini aku ingin merayakan Maret dengan maraton menulis syukur, satu post tiap hari.

Kasih tanggapan dong!

2 pemikiran pada “Maret 23: Perencanaan Keuangan”

%d blogger menyukai ini: