Sangat kusyukuri di tahun-tahun belakangan: akses buku yang mudah dan gratis.
Lima tahun terakhir, aku menghabiskan sekitar 50 buku setahun (belum bisa meningkatkan, huhuhu). Kurang dari 10% dari buku-buku itu yang ada di rak buku koleksi. Ya, aku lebih senang pinjam buku. Mengoleksi hanya menambah volume yang tidak perlu, bikin padat ruang-ruang di rumah yang sebenarnya bisa dikosongkan. Lagipula, aku sekarang hampir tidak pernah baca ulang buku, jadi memang tidak perlu koleksi. Bahkan cenderung ‘menyingkirkan’ koleksi dengan menghibahkannya ke kawan. Ya kalau di rumah aja, buku itu nganggur. Sekali baca tuntas, aku tidak pegang lagi untuk baca ulang.
Jadi, 90% sumber bukunya dari mana?
Dari pinjam berbagai perpustakaan (yang biasa kusambangi: 3 perpustakaan daerah + perpustakaan nasional + perpustakaan Kemendikbud + perpustakaan kampus), aplikasi iPusnas, dan buku-buku elektronik (baca via gawai lebih efektif, dan aku lebih suka baca ebook!).
Senang sekali ada akses mudah untuk baca buku!
Maret selalu jadi bulan dimana Semesta meluapkan aneka warna di hari-hari. Tahun ini aku ingin merayakan Maret dengan maraton menulis syukur, satu post tiap hari.
Semngat sehari satu tulisan😊