Maret 29: Buku Harian

Maret 29: Buku Harian

Mengisi buku harian, kebiasaan populer gadis-gadis 80-90an. Masa pra-internet.

Tapi kami ketagihan melakukannya. Menuangkan cerita ke lembaran-lembaran kertas terlalu menyenangkan. Baik itu dengan kata-kata atau gambar, baik itu menarasikan peristiwa atau mendeskripsikan perasaan, baik itu menceritakan kejadian atau imajinasi, baik itu tentang kenangan atau rencana.

Yang penting, kami merekam hari-hari kami, bukan di story Instagram.

Sudah 15 tahun terakhir aku menghabiskan 2-3 buku harian per tahun. Lima tahun terakhir aku juga sering menulis di Google Keep atau blog, tapi rupanya memegang pulpen dan buku harian terlalu mencandu. Aku tidak berhenti mengisi buku harian. Dengan tulisan, gambar, grafik-grafik, hitungan, kalender, rencana, target-target, aneka hitungan, bahkan diagram Venn.

Si bungsu sekarang sudah bisa menuang cerita sedikit-sedikit, dengan gambar maupun tulisan. Jadi, sekarang kami sedang mencoba mengisi buku harian sama-sama.


Maret selalu jadi bulan dimana Semesta meluapkan aneka warna di hari-hari. Tahun ini aku ingin merayakan Maret dengan maraton menulis syukur, satu post tiap hari.

Kasih tanggapan dong!