Buku Never Play Dead: Kampanye Jadi Diri Sendiri

Buku Never Play Dead: Kampanye Jadi Diri Sendiri

Cover Buku Never Play Dead, Tomi Lahren

Buku Never Play Dead ini ditulis oleh Tomi Lahren, salah satu pendukung berat Trump. Dan buku yang ditulisnya ini adalah sebuah kampanye. Tapi, alih-alih mengkampanyekan Trump–meski ia berkali-kali menyebutkan soal sang Presiden–Never Play Dead yang baru terbit Juli 2019 lalu oleh Harper Collins ini mengkampanyekan pentingnya bersikap apa adanya.

Tomi Lahren

Tomi Lahren umum dikenal sebagai konservatif pendukung Trump, dan buku ini banyak menyebut soal pilihan politiknya tersebut, meski  buku ini bukan tentang kampanye pilihan politiknya. Buku ini menjelaskan bagaimana ia bisa percaya diri dan berani menyuarakan pilihan politik yang sering dicibir orang, dan tatap menghargai pilihan politik (atau ideologi) orang lain.

Isi Buku Never Play Dead

Buku ini diawali dengan acuan bahwa kita harus hidup melampaui ketakutan kita. Bahwa penting bagi kita untuk menjalani hidup dengan sepenuhnya menjadi diri sendiri, bersungguh-sungguh jadi versi terbaik dari diri kita. Tidak perlu takut dan khawatir akan omongan orang, terlebih kalau kita punya alasan kuat dalam melakukan sesuatu.

Favoritku adalah, buku Never Play Dead tidak mengarahkan pembaca untuk berpikir seperti Tomi Lahren. Alih-alih, Tomi Lahren hanya ingin orang-orang berpikir dengan dirinya masing-masing. Dan kita tidak perlu malu mengungkapkan pikiran kita.

Kita tidak perlu jadi menyebalkan hanya karena kita bicara bebas. Bicara dengan bebas bukan hanya mengatakan apa yang ingin kau katakan, tapi juga mendengarkan apa yang tidak ingin kaudengar.

Jika ada orang yang menghujat, tanggapilah dengan karya Anda. Sebagaimana Taylor Swift. Orang-orang berkata bahwa ia jelek, tidak bisa bernyanyi, norak, dan sebagainya, tapi dengan karyanya ia menginspirasi jutaan perempuan untuk menjadi diri sendiri.

Sukai dirimu sendiri, karena kehilangan diri sendiri jauh lebih fatal daripada kehilangan orang-orang yang menyukaimu. Jangan sampai rasa suka orang-orang terhadap diri Anda menjadikan Anda tergantung, sehingga Anda menjalani hari dengan berpikir apakah Anda akan memenuhi rasa suka mereka atau tidak.

Bukan cuma tentang diri sendiri

Kemudian, Tomi Lahren juga tidak melulu bicara tentang menjadi diri sendiri. Ia mengajak pembaca untuk jadi suara bagi mereka yang sulit bersuara.

Ada kalangan yang memiliki keterbatasan (secara sosial dan lingkungan) untuk bersuara, ada saja yang menghalanginya. Kita, sebagai pihak yang punya kesempatan untuk memilih, bergerak, dan bersuara, dapat menjadi corong untuk mereka.

Jangan melanjutkan apapun yang sebenarnya tidak baik hanya karena ‘terlanjur’. Selalu ada kesempatan untuk berhenti, untuk menyelesaikan, untuk meninggalkan, agar Anda bisa menghabiskan waktu dan energi Anda untuk hal lain yang lebih produktif

Adalah hal yang memberi kekuatan pada diri kita sendiri: saat kita menyadari bahwa kita bisa menyayangi orang lain meskipun mereka tidak menyayangi kita.

Resensi lainnya

Kasih tanggapan dong!