
Tahun ini sudah sampai di Maret, tengah-tengahnya, dan aku merasa dihujani banyak berkat. Kadang, bahkan, sebelum tidur aku mengingat berkat-berkat itu, dan menangis, karena Tuhan jadi sebaik ini pada hamba-Nya yang mudah ingkar.
[93:11]
Aku diberkati rutinitas yang menyenangkan. Sangat menyukai semua kegiatan harian, mulai dari apa-apa yang kulakukan di rumah, di kantor, di agenda-agenda kecil lainnya, di perjalanan; dimanapun.
Aku diberkati pekerjaan yang aku suka dan membuatku nyaman. Aku baru beberapa minggu lalu mengundurkan diri dari kantor yang suasananya sangat sangat kusuka (kemudian hari terakhir kerja jadi terasa sangat berat, pertama kalinya perpisahan jadi sesuatu yang emosional untukku), dan pindah ke tempat baru yang juga menyenangkan (dan menemukan banyak hal baru!).
Aku diberkati proyek-proyek kecil yang membuat aku merasa lebih berkembang, merasa mendapat dan memberikan kebermanfaatan.
Aku diberkati sahabat-sahabat yang bisa diandalkan. Yang sesibuk apapun masih bersedia menyediakan telinga untuk segala keluh, atau bahkan menyela barang satu dua jam di tengah penatnya hari-hari di ibukota untuk saling bertukar cerita tentang keadaan.
Aku diberkati tetangga dan lingkungan yang ramah. Kalau pagi, sapaan mereka saat aku mau berangkat kerja mendongkrak suasana hati. Berkumpul bersama mereka di akhir pekan mengisi ulang energi.
Aku diberkati teman-teman yang baik. Yang mendukung tanpa perlu pujian kosong, melainkan hal yang lebih konkrit: mengajari hal-hal baru dan tak segan memberi koreksi. Yang masih bersedia direpotkan meski sudah jarang ketemu.
Aku diberkati kemudahan mengakses banyak hal. Tinggal di kota besar dengan banyak fasilitas publik. Favoritku, ada banyak perpustakaan daerah dengan buku-buku bagus yang bisa kupinjam pulang dan ada banyak museum! Selain itu, transportasi publik juga mudah, aku yang tidak punya kendaraan jadi mudah kemana-mana.
Dan, di atas segalanya, aku tidak pernah berhenti bersyukur karena aku diberkati dengan keyakinan akan satu tujuan. Tidak semua orang dianugerahi satu tujuan jelas yang bisa menguatkannya selama bertahun-tahun.
Aku sering menghitung syukur, tapi tak pernah bisa sampai habis. Memang karena itu mustahil, kan?
Kalau kamu, apa berkatmu?