Jalan pintas buat belajar visualisasi data, ya buku ini! Storytelling with Data karya Cole Nussbaumer ini terbit pada 2015, tahun dimana teknologi digital sedang gencar-gencarnya. Saat muncul aneka profesi yang berkaitan dengan data (data scientist, data analyst, data engineer, developer, business analyst, dan banyak lagi). Buku ini memenuhi kebutuhan dan tren akan pentingnya kemampuan membaca dan menyajikan data dengan apik dan tepat. Di sini, dijelaskan trik membaca data dan mengambil poin-poin yang tepat, sekaligus strategi bagaimana mengolah data menjadi visual yang menarik.
Kalaupun kamu gak punya waktu buat baca Storytelling with Data secara lengkap dan menyeluruh, skimming atau baca cepat juga oke! Ilmunya tetap kena, karena struktur bukunya runut dan tata letaknya rapi, jadi kamu bisa mendapat poin-poin yang diincar dengan mudah. Karena bukunya tentang belajar visualisasi data, maka desain tata letaknya rapi—ga bikin cepet bosan bacanya.
Nah, ini resensi Storytelling with Data yang buatku sarat oleh tips sederhana tapi nendang!
Menyoal Visualisasi Data
Visualisasi data dipakai hampir semua orang, terutama di jaman digital yang orang-orang mengedepankan visual yang menggoda mata. Siapa sih yang mau baca laporan dalam bentuk deskripsi kalau ada grafik warna-warni? Visualisasi data ada dimana-mana. Mulai dari yang sederhana seperti grafik di artikel berita, atau tingkat lanjutan seperti desain infografis dan analisis data. Kalau visualisasinya tidak menarik, pembaca akan sulit memahami data dan poin penting yang akan disampaikan.
Buku ini mengusung tagline ‘a data visualization guide for business professionals’. Tagline yang menurutku terlalu merendahkan, karena ini isi buku ini bisa dipake siapa aja–bukan cuma profesional di bisnis aja. Bisa untuk pelajar dan mahasiswa yang mau menyajikan hasil survei mereka di presentasi kelas. Bisa pula untuk desainer yang mau bikin infografis buat media sosial. Lebih lagi, bisa untuk data analyst yang mau mempublikasikan hasil temuannya.
Baca tulisan lain tentang BISNIS
Kekuatan Bercerita
Menyajikan data adalah menyampaikan cerita, karena itu kita harus menguasai cara bercerita yang tepat.
“Tell a story. Craft a story with clear beginning (plot), middle (twists), and end (call to action).”
Cole Nussbaumer
Intinya, Cole Nussbaumer menekankan bahwa dalam menyampaikan data harus membuat pembacanya merasa senang dan tertarik sebagaimana mereka sedang mendengar cerita. Cara mudahnya, adalah dengan menyampaikannya dengan alur yang runut. Mulai dari awalan yang menarik, diikuti inti yang disusun dengan benang merah yang memancing; dan akhir yang menggiring pembaca melakukan tindakan atau membuat keputusan.
Sayangnya, buku ini nggak memberi detail cukup soal trik menyusun alur yang tepat. Storytelling with Data menitikberatkan pada cara menyajikan data.
Prosesnya Nggak Sembarangan, tapi Mudah!
Selain itu, buku Storytelling with Data ini penuh dengan proses bagaimana mengolah data rumit jadi data yang punya visual cantik; data yang tadinya membuat mata pegal bisa jadi menarik karena diolah dengan cerita. Tidak perlu menjadi desainer untuk membuat grafik yang apik, cukup pahami prinsip warna, ukuran, dan bentuk saja. Dengan begitu, kita bisa membuat visual yang dapat dipahami dengan sekali lihat, dan menghindar visual yang bikin pusing.
Baca tulisan lain tentang DESAIN
Nah, seiring belajar visualisasi data jadi penting, buku ini jadi cara cepat untuk paham dasarnya. Daan cara bahasnya gak bakal basi meski dibaca berulang-ulang!