Silakan klaim aku hina, Kawan, dan katakan pada dunia, kalau aku adalah Sang Hitam. Dan deklarasikan dirimu mulia, Kawan, dan gaungkan pada dunia, kalau kau adalah Sang Putih.
Tapi kau tidak tau, Kawan, kalau dunia ini tidak hanya terdiri dari Hitam dan Putih. Apakah kau tidakĀ pernah melihat kalau dunia ini dilengkapi pelangi?
Apakah di matamu, Kawan, gadis yang berjilbab sepanjang pinggang pasti lebih baik dari gadis berkaos pendek dan berjins?
Tidak, Kawan, tidak selalu.
Bagaimana kalau si gadis berkaos pendek itu menghabiskan waktunya dengan mendongeng untuk bangsal anak-anak di rumah sakit, dan menghabiskan uangnya dengan buku-buku untuk mereka? Bagaimana kalau si jilbab tidak pernah melakukan itu, ia hanya menghabiskan hari dengan bermacam kajian tanpa mengaplikasikan dalam kehidupannya? Bisakah kita menyebut salah seorang di antara mereka Hitam dan seorang lainnya Putih?
Dunia ini tidak terdiri dari Hitam dan Putih, Kawan; apakah kau tidak pernah melihat pelangi?
Apakah di matamu, Kawan, siswa yang duduk di bangku depan, yang mengacungkan tangan pertama tiap kali guru bertanya, pasti lebih baik dari siswa yang tertidur di bangku belakang dan selalu lupa mengerjakan PR?
Tidak, Kawan, tidak selalu.
Bagaimana kalau siswa tukang tidur itu selalu bangun pukul 2 pagi untuk sholat malam, lalu ia memasak pisang goreng untuk dititip di kantin sekolah, karena ibunya yang janda sekarat sudah tidak berjualan lagi, sedangkan sore nanti ia harus menjajakan majalah di lampu merah? Bagaimana kalau siswa yang duduk di bangku depan itu tidak pernah melakukan itu, seharian ia hanya merengek dan merajuk pada orang tuanya untuk dibelikan buku-buku baru dan masuk les dan kursus sana-sini? Bisakah kita menyebut salah seorang di antar mereka Hitam dan seorang lainnya Putih?
Dunia ini tidak terdiri dari Hitam dan Putih, Kawan; apakah kau tidak pernah melihat pelangi?
Apakah di matamu, Kawan, seorang buruh yang memasukkan seratus ribu ke kotak amal pasti lebih baik dari tuan tanah yang memasukkan sepuluh ribu ke kotak amal?
Tidak, Kawan, tidak selalu.
Bagaimana kalau sang tuan tanah itu di tempat lain sedang membangun panti asuhan bertingkat-tingkat yang luas, dengan halaman berumput dengan ayunan dan seluncuran, sedangkan ia dan keluarganya tinggal di rumah sederhana yang jauh dari mewah? Bagaimana kalau si buruh memiliki niat riya di hatinya, karena itu ia berlama-lama di kotak amal, padahal istri yang seharusnya wajib ia nafkahi belum ia beri uang selama berbulan-bulan ini, bukankah ia melalaikan kewajiban dan mengamalkan yang tidak wajib? Bisakah kita menyebut salah seorang di antar mereka Hitam dan seorang lainnya Putih?
Dunia ini tidak terdiri dari Hitam dan Putih, Kawan; apakah kau tidak pernah melihat pelangi?
Lihatlah lebih dekat… dan kau akan mengerti…
lebih parah lagi miskin tapi sombong.
kasus itu!