
Kalau pergi ke toko buku, aku senang melihat-lihat buku agenda yang lucu-lucu dan rapi-rapi. Tapi, aku tidak pernah beli. Kadang karena kemahalan, atau karena binding-nya bukan spiral (aku suka sekali binding spiral; buku jadi lebih fleksibel dibolak-balik), atau karena tidak suka warnanya. Tapi, alasan yang paling utama adalah: tidak pernah ada yang cocok.
Ya, selucu apapun agenda yang dipajang di toko buku, ada saja bagian yang kurasa tidak cocok. Entah itu ukurannya yang terlalu besar, halamannya terlalu tebal, kolom untuk agenda bulanan tidak cukup lebar, baris untuk menulis terlalu besar, atau hal-hal kecil semacam itu. Mungkin remeh, tapi bagiku, penting punya agenda yang sesuai baik tata letak, desain, ketebalan, dan segala unsur lainnya. Apalagi, jika agenda itu untuk kado.
Jadi, bagaimana?
Tentu saja, untuk agenda yang benar-benar cocok dari halaman pertama hingga terakhir, aku tidak bisa membelinya. Aku membuatnya sendiri. Apalagi, untuk kadoin orang lain. Kayak Jurnal Harian ini.
Tahun lalu, adikku masuk SMK jurusan Multimedia–jurusan yang sama dengan yang pernah kuambil–dan aku senang sekali karenanya. Untuk menyambutnya, aku membuat jurnal ini sebagai semacam starter kit jurusan Multimedia. Sekaligus, perekam hari-harinya. Sayang kan, jika hari-hari di masa putih abu-abunya dibiarkan berlalu dan terlupakan. Karenanya, aku mencoba mendesain apa saja yang kira-kira ia butuhkan di agendanya, dan apa saja yang membuatnya nyaman untuk terus menulis.
Isi Jurnal
Seperti yang kutulis sebelumnya, karena aku tidak pernah merasa ada agenda yang cocok (terutama untuk adikku sendiri), jadi aku harus membuatnya. Meski mungkin ada beberapa unsur yang adikku tidak suka karena pasti selera kami tidak bisa persis sama, setidaknya, agenda yang kubuat ini menggambarkan diriku dan bagaimana aku memandang dirinya. Setidaknya juga, ongkos cetak dan jilid agenda ini jauh lebih murah dari agenda-agenda toko buku. Hahaha.
Aku memberinya judul Jurnal Harian karena memang ditujukan untuk menulis jurnal tiap hari; merekam hari-hari warna-warninya di agenda warna-warni (tidak warna-warni juga sih ya, dominan pink dan ungu).
Dan inilah beberapa (beberapa lainnya terlalu pribadi untuk diunggah) desain tata letak yang kubuat untuk Jurnal Harian:










Proses
Tidak butuh waktu lama untuk mengerjakannya, seingatku kurang dari seminggu (padahal aku sambil mengerjakan beberapa tugas lain), karena aku semangat sekali. Tadinya aku ingin membuat di Adobe InDesign, tapi kurasa lebih cocok dikerjakan di Adobe Illustrator, karena lebih banyak elemen grafis dibanding teks editorial. InDesign cuma asyik untuk mengerjakan desain yang editorial banget, yang lebih banyak teksnya, macam tugas majalah dulu dan buletin Pemira kampus.
Soal cetak, aku mencetaknya di HVS 70 gr, yang awalnya ukuran A4 kemudian kupotong jadi ukuran A5. Seluruh halamannya (kurang lebih 150 lembar) pakai printer inkjet biasa, kecuali sampul yang dicetak di artcarton 210 gr di percetakan. Sebelum sampul belakang, kuselipkan artboard ukuran A5 juga sebagai alas untuk mengokohkan Jurnal Harian. Kemudian, dijilid spiral kawat di kios fotokopi. Total biaya semuanya tidak sampai Rp20.000.
Jurnal Harian ini juga diunggah di portofolio desainku di Kreavi. Mockup dari ZippyPixels. Selain Jurnal Harian ini, aku juga membuat beberapa agenda lain, tapi baru Kotak Ide yang kuulas di blog.
Yuuuukk temen-temen yang mau aku buatkan agenda (atau desain lain, apapun), aku akan dengan senang hati membantu!
kece banget ya buku hariannya asik diabwa kemana-mana
Prita kok kamu keren sekali sih. Kreatif sih lebih tepatnya dan hemat.
Iya aku keren kan ketularan kamu
Wah apik mba 🙂
kreatif…
dikarenakan agenda-agenda di toko buku kemahalan, Mas. Hahaha
Saya tahunya cuma photoshop doank. Bikin apapun pake photoshop ha ha ha….. Pernah juga bikin logo, juga make photoshop. Maklum karena keterpaksaan akhirnya bisa selesai.
Ntar klo punya waktu pingin nyoba adobe ilusttrator. Buat main2 aja. Ntar ajarin ya ha ha ha….
Enak punya adik cewek. Sama2 cewek. Lha adik saya 4 cewek. Saya cowok nggak bisa memahami mereka. Bikin pusing.
Waah, tapi jadi banyak eksplor Photoshop dong, saya mah jarang. Wiiih iya, saya sendiri belajar Illustrator seneng banget, asikkk.
Pusingnya gimana? Sering nggak sepaham gitu, atau gimana? Adik-adik saya juga cewek semua. Dan karena saya juga cewek, jadi memudahkan deh. Haha.
Nggak sih. Cuman sikapnya aneh2 ha ha ha…. Masa saya ulang tahun dikasih kado. Klo cewel suka gitu. Saya kan jadi malu. Juga klo kemana2 minta ditemenin. Dandannya lama. Giliran diajak ke kafe sesekali nggak ada yang mau. Nasib jadi anak tertua.