Sebatang ranting patah, terseok susuri tepi hutan
rapuh dirinya tak membuatnya tunduk;
ia malah menengadah dan berteriak,
mengaku ia adalah terkuat
Sebatang ranting patah, meneriakkan deklarasi
betapa ia suci di tengah lemahnya
tapi tak ada yang dengar itu,
kecuali berupa bisik samar
Sebatang ranting patah, merasa dirinya pohon kokoh
yang rimbun payungi tupai dan burung
yang harum wangi sejukkan udara
Sebatang ranting patah, ia hilang bentuk.
Dzulhijjah 1434.
Tentang janji pada Laras.