
Buku ini adalah biografi Stephen Hawking, fisikawan paling kontributif sekaligus inspiratif. Inspiratif, karena dalam keadaannya yang lumpuh, dia masih produktif menelurkan banyak karya ilmiah mengenai kosmos dan semesta. Banyak buku yang ditulis oleh dan tentang Stephen Hawking, tapi buku Introducing Stephen Hawking: A Graphic Guide yang ditulis oleh J.P. McEvoy ini salah satu favoritku. Buku ini ditulis pada 2013, sebelum Stephen Hawking meninggal pada Maret 2018.
Aku baca (atau lebih tepatnya skimming) sekitar setengah lusin buku Stephen Hawking (yang ia tulis sendiri atau yang orang lain tulis tentangnya), dan buku-buku itu relatif sulit. Topik yang berkaitan sama fisika terlalu berat buat kupahami, apalagi banyak istilah-istilah sulit. Tapi Introducing Stephen Hawking: A Graphic Guide ini memudahkan aku untuk paham.

Tentang apa?
Buku ini membahas soal Stephen Hawking sang fisikawan, karya-karyanya, dan ilmuwan-ilmuwan lain yang mempengaruhinya. Mulai dari masa kecil Stephen Hawking, keluarganya, karir akademiknya, dan ilmuwan yang berkaitan dengan karya-karyanya. Biografi Stephen Hawking dikemas dengan narasi yang mudah dipahami (tidak termasuk lampiran-lampiran teori fisika yang aku tidak mengerti), sedikit-sedikit membahas karya besar ilmuwan lain seperti Einstein’s Happiest Thought, teori-teori Friedmann dan Oppenheimer, dan banyak lagi.

Gaya ceritanya naratif, dilampiri komik dan karikatur, jadi nggak terlalu membosankan. Memang banyak istilah fisika dan pembahasan tentang teori-teori yang seringkali aku lompati, tapi buku ini juga dipenuhi oleh narasi lain selain teori fisika, jadi aku lumayan bisa menikmatinya.
Baca juga: Resensi Never Play Dead
Sang penulis, J.P. McEvoy menyusun buku ini secara kronologis. Dimulai dari awal karir Stephen Hawking, karya-karyanya, penyakit dan perjuangannya menghadapi penyakitnya, dan aneka gagasan dari berbagai ilmuwan dunia. Berangkat dari fisika, ia menjadi ahli kosmologi, dan menelurkan hasil penelitian fantastis seperti teori tentang waktu dan teori tentang alam semesta yang senantiasa mengembang.
Baca juga: Resensi Buku Non-fiksi Lainnya
Bagian favorit
After several hours of interrogation by his friends, he finally returned to normal but was worried about possible permanent brain damage. To be sure, he decided to take the Mensa test for individuals with superior intelligence. He was delighted to find that he had passed with flying colours, scoring between 200 and 250! Nothing, not even the dreadful illness of ALS, could stop that mind.
Itu salah satu kutipan favoritku di buku ini.
Stephen Hawking tidak hanya inspiratif dari karya-karyanya, tapi juga dari keyakinannya dan etos kerjanya. Tidak akan ada yang menghentikan ia menjelajahi semesta, sekalipun ia menderita ALS yang menyebabkannya lumpuh. Ia tetap meneliti, berkeluarga, dan berkarya.

Kelumpuhan tidak menghentikannya. Ia menikah, punya tiga anak, dan tetap produktif meneliti, menelurkan karya-karya tentang semesta.
Setelah ini, aku baca ulang A Brief History of Time yang ditulis sendiri oleh Stephen Hawking, dan merasa sedikit lebih paham. Sebelumnya, aku baca buku itu berulang kali, tqpi nahasanya yang terlalu teoritis bikin aku bingung. Kalau kamu, pernah baca apa soal Stephen Hawking? Atau ada bacaan bertema sains lainnya yang kamu suka?
Ini adalah salah satu dari banyak resensi yang Prita tulis.
Saya pernah baca buku A Brief History of Time, dan terus terang sulit dipahami.
Tapi saya suka film tentang kisah hidup Stephen Hawking yang berjudul The Theory of Everything yang dibintangi oleh Eddie Redmayne dan Felicity Jones. Cukup menggambarkan kisah hidupnya sejak masa kuliah.
Salam dari Sukabumi,
waaaah saya baru tau malah ada filmnya, kayaknya menarik, nanti akan saya tonton.
Makasih sudah mampir dan komen, Mas