Benak Bising

Benak Bising

Benakku sedang riuh belakangan ini.

benak bising ilustrasi prita

Aku merasa mengerjakan banyak hal, merencanakan banyak hal, mempertanyakan banyak hal, dan mengingat banyak hal dalam satu waktu. Kadang ini membuatku merasa penuh oleh kobar energi. Tapi sekaligus aku merasa capek.

Tapi, belakangan ini, apa yang kusebut ‘capek’ nyaris menyentuh kulminasi, dan aku sendiri baru sadar, aku sudah lama tidak sampai di keadaan seperti ini. Separuh diriku bersyukur karena merasa produktif, dan separuh lagi merasa ini kontra-produktif, karena riuh di benakku ini datang dari akumulasi hal-hal yang seharusnya sudah kuselesaikan sejak lama tapi selalu tertunda.

Dan hari ini benakku sedang bising sekali. Aku tidak berniat meredamnya; aku tidak terganggu dengan bisingnya. Aku cuma perlu memastikan aku mendapat ruang lebih luas, baik untuk mendengar atau bicara. Beberapa pekan kemarin aku menghubungi lebih banyak teman untuk berbincang soal beragam hal. Perbincangan-perbincangan itu tidak meredam bisingnya; alih-alih membuat frekuensinya naik. Tapi di saat yang sama, aku merasa kepalaku melebar dan ruang-ruangnya makin padat. Bising masih, tapi tidak lagi bergema seperti sebelumnya.

Sepekan ke depan mungkin akan makin bising. Aku harus siap kalau-kalau kepalaku meledak.

Kasih tanggapan dong!