![]() |
Surat buat Sahabat ku | Oct 31, ’09 9:48 AM untuk semuanya |
Untuk Sahabat,
di suatu tempat yang akan kudatangi
Sabtu, 12 Dzulqo’dah 1430
di suatu tempat yang akan kudatangi
Sabtu, 12 Dzulqo’dah 1430
Assalamu’alaikum,
Sahabat,
aku disini menyuratimu; aku masih peduli
tunggu aku, ya, Sahabat, aku lagi dalam perjalanan
perjalanan mengunjungimu
Sahabat,
aku tau kabarmu tak terlalu baik;
kau tak dapat rasakan renyahnya apel,
manisnya jeruk,
segarnya semangka,
dan lezatnya durian.
kau tak dapat lihat biru-lembutnya langit,
hijau-segarnya safana,
merah-merekahnya mawar,
dan kuning-cerahnya mentari.
Aku tau, kabarmu sekarang tak terlalu baik;
kau tak dapat sentuh pesona dunia
aku tau kabarmu tak terlalu baik;
kau tak dapat rasakan renyahnya apel,
manisnya jeruk,
segarnya semangka,
dan lezatnya durian.
kau tak dapat lihat biru-lembutnya langit,
hijau-segarnya safana,
merah-merekahnya mawar,
dan kuning-cerahnya mentari.
Aku tau, kabarmu sekarang tak terlalu baik;
kau tak dapat sentuh pesona dunia
Tapi aku akan segera datang, Sahabat,
membawakanmu sekeranjang apel renyam,
sekantong jeruk manis,
satu semangka besar yang segar,
dan durian besar yang lezat.
Lalu aku akan mengajakmu
berlari bebas di safana hijau,
yang ditumbuhi mawar merah,
beratapkan langit biru,
dengan cahaya kuning mentari
membawakanmu sekeranjang apel renyam,
sekantong jeruk manis,
satu semangka besar yang segar,
dan durian besar yang lezat.
Lalu aku akan mengajakmu
berlari bebas di safana hijau,
yang ditumbuhi mawar merah,
beratapkan langit biru,
dengan cahaya kuning mentari
Tenang, Sahabat,
aku sedang dalam perjalanan mengunjungimu
aku tau kira jauh,
tapi aku rela membiarkan telapak kakiku terbakar,
demi lintasi gurun pasir panas berbatu;
aku juga rela habiskan napas,
demi renangi samudra luas dan dalam;
dan aku tetap rela membiarkan diriku digigit serangga,
demi sebrangi belantara rimbun;
aku rela lakukan semua itu,
demi mengunjungi dikau, Sahabat
aku sedang dalam perjalanan mengunjungimu
aku tau kira jauh,
tapi aku rela membiarkan telapak kakiku terbakar,
demi lintasi gurun pasir panas berbatu;
aku juga rela habiskan napas,
demi renangi samudra luas dan dalam;
dan aku tetap rela membiarkan diriku digigit serangga,
demi sebrangi belantara rimbun;
aku rela lakukan semua itu,
demi mengunjungi dikau, Sahabat
Tunggu aku, Sahabat,
aku akan bawakan lilin,
untuk terangi malammu
aku akan petikkan buah,
untuk kurangi laparmu
dan,
aku akan korbankan waktuku,
untuk terus bersamamu.
aku akan bawakan lilin,
untuk terangi malammu
aku akan petikkan buah,
untuk kurangi laparmu
dan,
aku akan korbankan waktuku,
untuk terus bersamamu.
Sahabat,
kita memang tak pernah bertemu,
atau saling kenal,
tapi kita tetap bersahabat, selalu.
kita memang tak pernah bertemu,
atau saling kenal,
tapi kita tetap bersahabat, selalu.
Tunggu aku, Sahabat.
nadiracandygirls menulis on Nov 1, ’09
bagus kak!
subhanallah! |
coretanqonita menulis on Nov 1, ’09
Wahhhh, subhanallah ^_^ bagus dan indah bangeeettt …
Qonita baca dulu dehhh, walau sudah dikit baca, tetep udah bisa ngerasain betapa bagusnya puisi Kak Prita … 😀 |
|
Dilihat 24 kali oleh 17 orang, terkini on Jan 15, ’11